Ketika saya membaca dan berkunjung ke blog sahabat, salah satunya milik adjatwiratma (adjatwiratma.wordpress.com), sebelumnya saya sudah sering mendengar cerita tentang Kaisar Akihito yang menanyakan berapa jumlah guru setelah Perang Dunia II. Berikut petikannya:
Ketika Jepang (nyaris) luluh-lantak akibat Perang Dunia II, Kaisar Jepang saat itu bertanya kepada Jenderal Angkatan Perang-nya, “Berapa jumlah guru yang masih tersisa?”
(Kaisar tidak bertanya tentang jumlah prajurit yang masih tersisa). Kaisar Jepang sepertinya sadar bahwa untuk membangun masa depan negara yang dipimpinnya, peran guru tidak dapat diabaikan. Perhatian Kaisar terhadap pendidikan itu pula membuat Jepang tumbuh dan berkembang menjadi bangsa yang maju, beradab dan berbudaya.
Kalau pemimpin negara kita yang terpilih akan bertanya seperti Kaisar Akihito, berapa jumlah guru di Indonesia? Maka jawabannya kita tidak kekurangan jumlah guru. Jumlah guru di Indonesia banyak apalagi bila ditambah guru swasta dan guru honorer atau wiyata bakti. Lantas bagaimana mewujudkan Indonesia menjadi bangsa yang maju, beradab dan berbudaya? Nah, pertanyaan ini dijawab: dibutuhkan guru-guru yang profesional dan berdedikasi.
Berdedikasi adalah kemampuan guru dalam menjalankan tugas pekerjaaannya melalui peran dan fungsinya, kinerja, pengabdian, kesetiaan pada lembaga, berjasa pada negara, maupun menciptakan karya yang bermanfaat (inovatif) atau kreatif untuk memecahkan permasalahan dalam pelaksanaan tugasnya dengan ikhlas dan penuh tanggungjawab melaui pendidikan serta mempunyai nilai manfaat untuk mencerdaskan dan membangun karakter generasi bangsa berwawasan NKRI.
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengrahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.
Ada 4 macam kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik dan pengajar profesional diantaranya:
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi Profesional
4. Kompetensi Sosial
1. Selalu Memiliki Energi untuk Siswanya
2. Memiliki Tujuan Jelas untuk Pelajaran
3. Menerapkan Kedisiplinan
4. Memiliki Manajemen Kelas yang Baik
5. Menjalin Komunikasi dengan Orangtua siswa
6. Menaruh Harapan Tinggi pada Siswa
7. Mengetahui Kurikulum Sekolah
8. Menguasai Materi yang Diajarkan
9. Selalu Memberikan yang Terbaik bagi Siswa
10. Memiliki Hubungan Berkualitas dengan Siswa (www.jembersantri.com/2013/08/10-ciri-ciri-guru-profesional).
Guru berdedikasi dan profesional sebagaimana di atas harus tetap dapat menjawab tantangan jaman dan globalisasi, karena ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Sebagaimana dimuat dalam website ISPI (ispi.or.id), menurut Makagiansar (1996) memasuki abad 21 pendidikan akan mengalami pergeseran perubahan paradigma yang meliputi pergeseran paradigma:
- (1) dari belajar terminal ke belajar sepanjang hayat,
- (2) dari belajar berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistik,
- (3) dari citra hubungan guru-murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan kemitraan,
- (4) dari pengajar yang menekankan pengetahuan skolastik (akademik) ke penekanan keseimbangan fokus pendidikan nilai,
- (5) dari kampanye melawan buta aksara ke kampanye melawan buta teknologi, budaya, dan komputer,
- (6) dari penampilan guru yang terisolasi ke penampilan dalam tim kerja,
- (7) dari konsentrasi eksklusif pada kompetisi ke orientasi kerja sama.
Dengan memperhatikan pendapat ahli tersebut jelas terlihat bahwa pendidikan dihadapkan pada tantangan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan yang bersifat kompetitif. Oleh karena itu Guru profesional dan berdedikasi jangan tertinggal, sebab guru merupakan dambaan siswa juga dambaan semua orang. Dengan itu maka cita-cita mewujudkan generasi emas 2045 akan terwujud. Yaitu generasi emas harapan bangsa Indonesia dan harapan umat. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar